Pemain Chelsea bersuka cita |
Chelsea berhasil mengawinkan dua trofi, trofi
piala FA dan Liga Champions, setelah menghempaskan asa Bayern Muenchen dini
hari tadi (20/5) di depan publiknya sendiri, Allianz Arena.
Perjalanan Chelsea menuju Allianz Arena dan
pergantian pelatih
The Blues, begitulah julukan Chelsea, memang harus melewati
perjalanan berliku nan panjang dan pasang surut sebelum akhirnya berhasil
mengangkat tinggi trofi prestisius benua Eropa, the big-ear trophy. Dipecatnya
Andre Villas-Boas dari kursi kepelatihan Chelsea Maret lalu karena penampilan
Chelsea yang tak kunjung membaik menjadi titik balik kebangkitan Chelsea,
apalagi ketika Roberto Di Matteo dipilih sebagai pelatih sementara (caretaker) The Blues.
Hanya dalam waktu 3
bulan setelah pengangkatan RDM sebagai caretaker, performa Chelsea sungguh
menakjubkan, terutama di EPL dan Liga Champions. Awalnya hampir semua orang
meragukan kapasitas RDM karena karir kepelatihan pria Italia kelahiran Swiss
ini hampir tidak ada, setelah dipecat West Bromwich Albion pada awal 2011. Saya
pun meragukan RDM tapi sekarang saya berani berteriak lantang bahwa jika Roman
Abramovich tidak menyodori kontrak sebagai pelatih permanen Chelsea kepada RDM,
hal itu akan menjadi keputusan paling bodoh dan idiot yang pernah diambil Roman.
Roberto Di Matteo harus di-“jaga”, walaupun kelihatannya Robbie tidak begitu
mengkhawatirkan nasibnya di Stamford Bridge setelah ini. Dia memilih untuk
bersikap kalem dan fokus pada laga penting Chelsea di Liga Champions. Keputusan
mengenai pelatih Chelsea akan diumumkan musim panas ini dan saya harap RDM
adalah satu-satunya pilihan Roman.
Chelsea sempat
ditekuk Napoli 1 – 3 di babak 16 besar Liga Champions leg 1. Namun RDM berhasil
membalikkan keadaan dan mengangkat mental punggawa tim Biru London ini dengan memenangi
laga ulangan FA Cup melawan Birmingham yang berakhir dengan kemenangan Chelsea
2-0 dan kemenangan 1-0 Stoke City di EPL sehingga bisa menang 4 – 1 (agregat 5 –
4) di leg kedua di Stamford Bridge. RDM pun berhasil mengantarkan Chelsea
meraih hasil memuaskan 5 – 1 atas Tottenham Hostspur di laga Piala FA. Chelsea akhirnya
berhasil mengangkat trofi Piala FA setelah menekuk Liverpool 2 – 1 di Wembley
Stadium hanya dua minggu sebelum final Liga Champions ini. Di Liga Champions Chelsea
berhasil melaju ke semifinal setelah menekuk Benfica (agregat 3 – 1) dan secara
heroik dan meyakinkan berhasil mengalahkans sang juara bertahan Barcelona
(agregat 3 – 2) di semifinal Liga Champions. Apalagi di leg kedua, (review
mengenai ini ada di blog saya) hanya dengan 10 pemain Chelsea berhasil menyingkirkan
sang Juara bertahan. Pencapaian yang sangat luar biasa, kan?
Champions League
final and Chelsea’s triumph
Nah sekarang saya
akan mengulas Final Liga Champions dini hari kemarin dimana Chelsea berhasil
meraih titel Jawara Eropa untuk pertama kalinya.
Tak mudah memang ketika
kita harus berlaga di pertandingan maha penting macam Liga Champions ini apalagi
menyambangi kandang lawan (FYI, partai final ini memang telah
dijadwalkan sebelumnya akan diadakan di kandang Bayern, Allianz Arena). Tanpa 4
pilar utama, TRIM (Terry, Ramires, Ivanovic dan Meireles), banyak yang
menyangsikan Chelsea bisa sebagai jawara Eropa dan mengalahkan Bayern di
kandangnya sendiri. Captain Lampard bahkan mengatakan
bahwa dia tak masalah bahwa timnya disebut underdog karena beban di bahu kami
tidak sebesar beban di kubu lawan. Itu artinya peluang Chelsea untuk menjadi
jawara masih terbuka lebar.
Bagi True Blue
seperti saya, Chelsea wajib menang karena saya masih ingin melihat
perjuangan John Terry dkk di Liga Champions tahun depan – Chelsea hanya finis
di urutan keenam klasemen akhir Liga Inggris dan itu artinya hanya dengan
memenangkan Liga Champions-lah satu-satunya cara mereka bisa kembali bersaing
dengan klub-klub elit Eropa di Liga Champions musim depan. Namun tentu saja
bukan perjuangan yang mudah karena banyak kalangan yang sangat menginginkan
Bayern menang, terlebih di kandang sendiri.
Di 45 menit babak
pertama, terutama 30 menit awal, Chelsea banyak merapkan strategi bertahan
walaupun pertahanan mereka tak seketat ketika mereka bertahan di semifinal
melwan Barcelona. Saya acungi jempol untuk Luiz dan Cahill yang telah kembali
bugar dan tampil sangat luar biasa dalam pertahanan Chelsea. Penampilan Cole
pun juga sangat menakjubkan. Beberapa kali dia memblok bola dari sodoran pemain
Bayern yang mengarah ke gawang Cech. Bayern memang tampil ofensif dan agresif
namun Chelsea sangat disiplin dalam bertahan. Chelsea terlihat relatif tenang
dan kalem, mungkin karena faktor RDM yang juga sangat kalem. Saya salut dengan attitude mantan pemain Chelsea ini. Saya pun berspekulasi
bahwa beban mental paling berat ada di pundak seluruh punggawa Bayern karena
mereka tentu punya misi untuk menjadi tim pertama yang memenangi Liga Champions
di kandang sendiri setelah Internazionale di tahun 1965. Belum pernah ada tim
yang menang Liga Champions di kandang sendiri setelah format kejuaraan paling
elit antar tim-tim Eropa ini berganti nama menjadi Liga Champions.
Semua orang
menantikan gol pertama di Allianz Arena. Semua orang berharap tim jagoannya-lah
yang menyarangkan gol tersebut. Bayern masih begitu ofensif dalam menyerang,
Chelsea masih menerapkan disiplin militer untuk bertahan. Banyak peluang Bayern
yang gagal dikonversi menjadi gol. Walaupun hanya memiliki sedikit peluang,
Chelsea termasuk efektif dalam serangan balik. Serangan balik Chelsea memang
mematikan.
Di 45 menit babak
kedua belum ada substitutes di kedua kubu. Sebenarnya saya
berharap sekali Torres bermain dan dia pun masuk di menit ke-84. Bayern masih
berusaha menusuk dari berbagai lini untuk mengobrak abrik pertahanan Chelsea
namun kedisiplinan Chelsea dan mental pantang menyerah pasukan Biru London
masih sangat kokoh. Menit ke-53 Ribery berhasil membobol gawang Chelsea but unfortunately it was offside. Namun pada menit ke-83 gawang
Cech bergetar juga setelah sundulan Müller gagal diantisipasi kiper yang
berulang tahun pada hari ini. Bayern 1 – 0 Chelsea. Bayern pun layak merayakan
gol ini but not for a long time.
Saya sudah mulai
ketar-ketir tapi saya masih optimis – dari awal peluit babak pertama hingga
saat ini – bahwa Chelsea akan berhasil memenangi laga ini. I got a good feeling about this dan ini terbukti lima menit
kemudian. Corner Mata berhasil dikonversi menjadi gol lewat sundulan akurat
Drogba yang memaksakan laga ini harus dilanjutkan ke extra time. Mental Chelsea memang terletak di para
pemainnya, I know that, bukan seperti mental Bayern
yang ada di timnya. Terbukti kan Chelsea bisa mencetak gol sehingga kedudukan
menjadi Bayern 1 – 1 Chelsea.
Di 15 menit babak extra time pertama, menit ke-93 Drogba melakukan kesalahan
paling foolish dengan melanggar Ribery di
kotak penalty Chelsea. Robety ditarik keluar karena cedera dan Bayern mendapat
hadiah penalty. Kartu kuning untuk Drogba. Namun Cech berhasil menyelamatkan
gawangnya dari tendangan penalty Robben dan menyelamatkan Drogba dari
olok-olokan fans Chelsea. Drogba sudah membuat gol penyimbang di akhir babak
kedua dan dialah pahlawan Chelsea – sebelum kesalahannya karena melanggar
Ribery. So thanks to Petr Cech!!
2x15 menit extra time tidak merubah papan skor bagi kedua tim sehingga
penalty shoot-out pun harus dilakukan untuk
mencari pemenang. Memori final 2008 di Moscow pun merasuki pikiran saya, dan
mungkin pikiran punggawa Chelsea yang terlibat di final menyakitkan itu (I saw Terry’s face was unreadable) karena mereka merelakan titel
direbut rival senegara, Manchester United. Saya pribadi sangat mengharapkan
Chelsea menang di final kedua kalia ini namun kalaupun kalah saya juga tetap
harus memberi applause kepada Muenchen. Fair play, respect.
Di laga semifinal
leg kedua melawan Real Madrid pun, Muenchen harus menjalaninya dengan penalty shoot-out dan ketika itu Neuer dan Schweinsteiger menjadi
pahlawan karena berhasil menghantarkan Muenchen berlaga di partai final di
kandang sendiri. Namun kali ini atmosfirnya berbeda. Ini laga final. Ini laga
final Liga Champions.
Terlihat sekali
beban mental di kedua klub sangat besar, terutama di kubu Bayern. Dan ini penalty shoot-out dengan akurasi 99% pasti gol. Namun saya percaya
pada Cech, dia kiper yang sangat tangguh dan selama 2x45 menit dan 2x15 menit
konsentrasinya tak terusik. Dia pasti akan tampil menakjubkan di bawah mistar
gawang Chelsea.
Gawang yang dipilih
untuk penalty shoot-out adalah gawang dimana di
belakangnya dihuni oleh banyak suporter Bayern (Bayern end). Mental dan
keajaiban berbicara di sini.
Skipper Bayern,
Lahm, mengambil penalti pertama dan Cech kurang sigap mengantisipasinya dan goal.
Bayern 1 – 0 Chelsea
Mata mengambil
tendangan penalti pertama untuk Chelsea namun tendangannya berhasil diblol Neuer.
Pendukung Bayern di belakang gawang bersorak. Bayern 1 – 0 Chelsea
Gomez berhasil
membobol gawang Cech di sudut kanan bawah. Bayern 2 – 0 Chelsea
Namun Luiz berhasil
melepaskan tendangan terarah ke gawang Neuer. Bayern 2 – 1 Chelsea
Neuer mengambil
tendangan penalti ketiga untuk Bayern dan dia berhasil. Tendangannya sangat
brilian, I admit. Bayern 3 – 1 Chelsea
Lampard, spesialis
algojo penalti untuk Chelsea, dan pemain favorit saya, mengambil tendangan
ketiga untuk Chelsea. Dan berhasil. Lampard memang keren. Bayern 3 – 2 Chelsea
Tendangan keempat
untuk Bayern diambil oleh Olic dan Cech berhasil menyelamatkan gawangnya!! What a save!! Bayern 3 – 2 Chelsea
Cole berhasil
menyarangkan bola ke gawang Neuer dengan sangat brilian. Dan inilah sudden death. Kedudukan imbang sekarang. Bayern 3 – 3 Chelsea
Algojo penalti
kelima Bayern, Schweinsteiger, gagal menjalankan tugasnya karena tendangannya
berhasil diantisipasi Cech. Oh, Dear, setelah menjadi pahlawan
Bayern di semifinal kontra Madrid, sekarang Schweinsteiger harus mengakui bahwa
mentalnya di laga ini belum sekuat mental pemain Chelsea. Bayern 3 – 3 Chelsea
Drogba berpeluang
menjadi pahlawan Chelsea jika tendangannya kali ini berhasil bersarang di
gawang Neuer. And it did happen!! What a goal, what a brilliant goal!! Bayern 3 – 4 Chelsea
Satu catatan:
berdasarkan pengamatan saya, gerakan Cech dalam membaca arah bola hasil
tendangan pemain Bayern sudah akurat namun sayangnya mungkin tendangannya masih
terlalu strong buat dihentikan. Dibandingkan
dengan Neuer, saya lebih bangga pada Cech.
Chelsea pun berhak
menjadi juara dan berpesta di podium Allianz Arena setelah melewati adu penalti
yang sangat mendebarkan ini. Semua pemain Bayern tertunduk lesu di lapangan. Mata
mereka berbicara jika mereka sangat ingin menjadi orang yang ada di podium,
mencium dan mengangkat piala Liga Champions. Tapi kenyataannya malah
sebaliknya. So for all Bayern Muenchen fans all around the
world, just take the loss. There is time when a team is in up and down.
Saya sangat menyukai ekspresi
JT (yang akhirnya diperbolehkan mengangkat piala ini) dan Lampard. Ekspresi
suka cita RDM. Ekspresi Roman yang begitu mengidamkan piala ini dibawa pulang
ke Bridge. Ekspresi semua punggawa Chelsea. We’re all happy finally.
Saya gak peduli
dengan tanggapan orang yang masih menyangsikan Chelsea even after they defeated Bayern Munich. Jawara pasti memiliki
sesuatu yang pantas menjadikannya sebagai seorang kampiun. Memang permainan
Chelsea kurang impresif tapi jika itulah jalan untuk menang, saya tak
keberatan. Para pemain Chelsea pun, saya yakin, tak keberatan. Sekarang terbukti,
kan, Chelsea merajai Eropa sekarang. Ini membuktikan bahwa strategi bertahan
yang membosankan pun bisa membawa sebuah tim meraih tahta tertinggi di Eropa.
Sebenarnya saya masih
belum percaya Chelsea berhasil meraih titel Liga Champions. Kemenangan ini
begitu manis dan luar biasa. Ini adalah kemenangan pertama klub kota London di
Liga Champions. Tak pelak semua warga London, khusunya London Barat, tempat
Stamford Bridge aka markas Chelsea bernaung,
turun ke jalan dan berpesta. Lampard, Di Matteo dan Drogba dielu-elukan.
Ini adalah kali pertama pelatih Italia mengantarkan klub non-Italia menjuarai
Liga Champions. Dan mungkin ini adalah pertama kalinya seorang caretaker berhasil mempersembahkan trofi paling prestisius
untuk sebuah klub. Whoa, let’s give him big applauses!!!
Chelsea menjadi
jawara Liga Champions dan dengan begitu kandaslah mimpi Tottenham Hostpur untuk
berlaga di Liga Champions musim depan karena sesuai dengan kesepakatan, hanya
ada 4 klub dair Inggris yang berhak melaju ke Liga Champions. Tottenham kebetulan
berada di klasemen akhir keempat. Sorry for Tottenham. Just be happy for your
neighbour!!
Dengan resminya
Chelsea menjadi jawara Eropa, beberapa mitos Liga Champions pun masih tak tergoyahkan.
Dalam sepak bola,
mitos dan dewi fortuna memang masih sangat dipercaya. Menurut saya, hal ini
sah-sah saja. Mungkin masalah mental pun menjadi kunci utama sebuah tim
berhasil di ajang manapun. Menjadi tuan rumah tak selalu membuat sang Raksasa
Bavaria menang. Dan satu lagi, jangan remehkan tim lawan.
Ini adalah beberapa
pertanda dan mitos seputar Liga Champions yang masih kokoh:
- 1 Tim yang berhasil menyingkirkan Barcelona di semifinal dan bertemu Bayern Munich di final pasti menjuarai Liga Champions. (tengoklah Inter Milan tahun 2010)2. Wembley 2011 (tuan rumah bagi Manchester United) menjadi saksi kemenangan Barcelona. Allianz Arena, kandang bagi Muenchen, Chelsea malah yang berhasil menang. (faktor mental)3. Perjalanan Chelsea di Liga Champions.a. 2000 : perempat finalb. 2004 : semifinalc. 2008 : finald. 2012 : winner!!4. Tim dengan warna birua. 2010 : Biru Hitam (Inter Milan)b. 2011 : Biru Merah (Barcelona)c. 2012 : Biru (Chelsea)5. (boleh percaya boleh tidak) ramalan seekor llama asal Inggris terbukti jitu karena dia berhasil menebak Chelsea memenangkan laga final ini setelah dua menit ‘berpikir’. Llama ini pun sebelumnya berhasil meramal bahwa Chelsea akan memenangkan piala FA kontra Liverpool dua minggu sebelumnya. Berita ini kurang terekspos karena media lebih ‘suka’ memberitakan seekor anjing Jerman yang menebak Muenchen akan menjuarai laga ini. Sepertinya media lebih memihak Muenchen.6. Allianz Arena selalu menghasilkan juara baru.7. Rekor tim Jerman yang susah menang melawan tim asal Inggris kembali diperpanjang.19.05.12 adalah tanggal partai final ini diadakan sedangkan 1905 adalah tahun Chelsea didirikan.
Sweet Triumph for Chelsea, sweet present for Cech.
Happy Birthday, Petr Cech.