Pages

Subscribe:

Thursday, July 26, 2012

The Dark Knight Rises (Review part 2)

Where is Batman? Why he doesn’t come back?

SPOILERT!!
This review may contain SPOILER.

Review part pertama bisa dibaca di sini.

Seperti halnya film adaptasi pada umumnya, pastinya TDKR mempunyai referensi tersendiri yang dijadikan acuan dalam versi live-action-nya. Seperti yang kita ketahui bersama bahwa semua proyek yang ditangani Nolan akan selalu dirahasiakan dan tidak bisa diketahui publik sampai film itu bisa disaksikan di teater. Namun walaupun begitu, Nolan memberikan sedikit bocoran mengenai plot garis besar TDKR yang diadaptasi dari 3 komik Batman; The Dark Knight Returns (1986), Knightfall (1993), dan No Man’s Land (1999). The Dark Knight Returns mengisahkan kembalinya Batman ke Gotham setelah sepuluh tahun menghilang dan kejahatan semakin merajalela di Gotham. Bedanya dengan TDKR adalah di TDKR Batman kembali ke Gotham setelah delapan tahun menghilang dan Gotham digambarkan aman dan damai dibawah komando Komisioner Gordon. Absennya Batman dikarenakan kematian orang terdekat; Harvey Dent dan Rachel Dawes di TDKR sedangkan Robin (Jason Todd) di The Dark Knight Returns. Knightfall mengisahkan hadirnya sosok teroris berbahaya, Bane, yang berniat menguasai Gotham. Bane juga mengetahui sosok di balik topeng Batman sehingga dia menyerbu Batcave. Bedanya dengan TDKR, Bane tidak menyerbu Batcave melainkan menyerbu ke gudang peralatan dan gadget canggih Batman dan mencuri Batmobiles. Cover ikonik Knightfall yang menggambarkan Bane mematahkan punggung Batman juga tergambar dengan baik di TDKR dan adegan itu merupakan salah satu adegan yang membuat saya tercengang. Sedangkan No Man’s Land menggambarkan kondisi Gotham yang terisolasi dari dunia luar karena semua akses keluar-masuk Gotham dihancurkan oleh Bane.

Film ini dibuka dengan alur yang lambat namun pasti. Adegan upacara peringatan kematian Harvey Dent sang Jaksa Wilayah sampai aksi Bane membelah pesawat yang sedang mengudara membuat penonton, termasuk saya, terkesima. Mungkin bagi sebagian penonton awam berpikir mengapa Batman yang ditunggu belum muncul-muncul juga. Namun ketika adegan kejar-kejaran di terowongan dan ketika lampu-lampu mati, kehadiran Batman dengan batpod untuk pertama kalinya sejak delapan tahun absen menjadi kegembiraan tersendiri, khususnya bagi saya. Seolah-olah saya ingin tepuk tangan sekeras-kerasnya.

TDKR didukung pula oleh beberapa tokoh baru di antaranya Bane, Miranda Tate, Selina Kyle/Catwoman, dan John Blake. Bane adalah teroris berbahaya yang mengancam ketenangan kota Gotham. Tate adalah salah satu pengusaha dan eksekutif di Wayne Enterprises yang akhirnya diberi kepercayaan oleh Bruce untuk menyelamatkan perusahaannya dari kebangkrutan. Selina Kyle yang mempunyai alter ego Catwoman adalah pencuri permata ulung yang memiliki masa lalu yang kelam dan ingin lepas dari masa lalunya serta merupakan tandem Batman dalam memberantas Bane. Sedangkan John Blake adalah seorang detektif polisi yang memiliki naluri kuat untuk selalu menjunjung tinggi keadilan, sama seperti Batman. Awalnya saya sempat menduga bahwa Blake akan menggantikan posisi Wayne sebagai Batman namun ternyata Nolan memberikan ending yang mengejutkan untuk semua karakter ini dan sungguh di luar dugaan saya pribadi. Menurut saya, karakter John Blakelah yang paling menarik. Dia paling mungkin mempunyai debut solo film namun saya agak pesimis jika Nolan bersedia untuk kembali ke Gotham dan membuat cerita ini. Nama asli Blake yang sengaja disembunyikan menjadi tanda tanya tersendiri. Apa sebenarnya rencana Nolan untuk Blake?

Ada beberapa twist khas Nolan yang membuat saya begitu tidak inginnya melakukan sesuatu yang akan saya sesali nanti, termasuk ke toilet dan menguap, walaupun film ini sangat panjang (165 menit) untuk ukuran film superhero. Saya bahkan belum ingin meninggalkan kursi saya setelah credit title muncul karena ending film ini seolah-olah akan memunculkan harapan akan munculnya cerita baru (untuk Blake) yang tentu saja bukan dalam bentuk post end credit karena DC Comics tidak memiliki kebiasaan untuk menampilkan adegan di penghujung credit seperti yang dilakukan Marvel. Mengenai twist ini, saya akan menganalisasis dan berbagi opini saya karena twist ini sangat terbuka untuk memunculkan opini baru.

Saya sangat terkejut ketika mengetahui bahwa Miranda Tate adalah Talia Al Ghul, anak perempuan Ra’s Al Ghul, supervillain di Batman Begins. Tate terlihat sangat baik dan malah berniat membantu Wayne Enterprises yang hampir bangkrut. Namun ketika Batman mengejar Bane dan meminta detonator bom nuklir yang terletak di sebuah truk yang selalu dipindahkan ke satu tempat ke tempat lainnya, detonator itu ternyata ada di tangan Tate. Detonator itu tak akan dipercayakan Bane ke sembarang tangan dan betapa terkejutnya Batman ketika mengetahui jati diri Tate yang asli.

Setiap ending dalam film-film Nolan rasanya selalu dibuat menggantung (contoh paling dekat adalah Inception (2010), begitu pun dengan ending TDKR. Di saat tak ada satupun yang bisa menghentikan bom nuklir, Batman menawarkan diri untuk membawa pergi bom tersebut sekaligus menyelamatkan Gotham dari kehancuran. Dengan mengendarai The Bat yang tak mempunyai sistem pilot otomatis, Batman terbang menjauhi Gotham. Di kejauhan, tepatnya di dekat laut Gotham, bom nuklir itu pun meledak. Saya sangat terkejut akan akhir yang tak terduga ini. Namun yang janggal di sini adalah akhir kisah ini sebelum credit title muncul dimana Alfred sedang berada di sebuah café di suatu tempat, sosok Bruce Wayne terlihat tak jauh darinya bersama sang istri (sepertinya Selina Kyle nampak dari belakang) dan anak-anak. Wayne tersenyum dan mengangguk pada Alfred.

Ada banyak teori mengenai hal tersebut di atas dan saya percaya dengan opini yang mengatakan bahwa Batman memang sudah berakhir namun tidak dengan Bruce Wayne. Bruce yang dilihat Alfred di sebuah café itu adalah Bruce yang asli. Bruce dan Selina menggunakan semacam chip untuk menghapus semua catatan apapun mengenai diri mereka yang lama sebagai Bruce Wayne dan Selina Kyle dan memulai hidup baru sebagai orang yang baru di tempat yang baru pula. Teori ini terdengar paling masuk akal karena ada beberapa fakta yang mendukung. Pertama, tagline TDKR adalah ‘The Legend Ends’ dan tentu saja yang dimaksud legend adalah Batman bukan Bruce Wayne karena hanya segelintir orang, termasuk Bane, Blake, Gordon, yang mengetahui identitas Batman. Kedua, sebagai pahlawan yang hanya manusia biasa yang dikaruniai sesuatu yang istimewa, Bruce Wayne/Batman digambarkan memiliki tingkat kecerdasan di atas rata-rata. Selain itu Batman juga memiliki beberapa keahlian, salah satunya adalah escapology. Saya berasumsi bahwa sebelum bom meledak, Batman sudah berhasil keluar dari The Bat. Namun walaupun begitu tidak menutup kemungkinan bahwa Batman dan Bruce Wayne tewas dan Bruce yang dilihat Alfred hanya khalayan belaka. Namun saya lebih condong ke teori pertama karena menurut saya Alfred hanya pernah sekali bertemu dengan Selina dan saat Alfred bertemu dengan Bruce di café, Selina nampak membelakanginya. Tidak seperti bayangan dalam benak Alfred sebelumnya dimana Brucelah yang membelakangi Alfred.

Film The Dark Knight Rises adalah satu-satunya film bergenre superhero yang sukses mengaduk-aduk perasaan dan emosi saya pribadi. Film ini berhasil menyentuh hati saya sehingga saya menitikkan air mata. Saya termasuk orang yang tak pernah menangis untuk sebuah film, apalagi film superhero, namun TDKR bagi saya lebih dari sekedar film. TDKR adalah bagian dari hidup saya dan banyak movie freaks di seluruh dunia. Film ini lebih dari sekedar trilogi Batman. 


Review part ketiga bisa dibaca di sini.

0 comments:

Post a Comment