SPOILERT!!
This
review may contain SPOILER.
Review part pertama bisa dibaca di sini.
Seperti
halnya film adaptasi pada umumnya, pastinya TDKR mempunyai referensi tersendiri
yang dijadikan acuan dalam versi live-action-nya. Seperti yang kita
ketahui bersama bahwa semua proyek yang ditangani Nolan akan selalu dirahasiakan
dan tidak bisa diketahui publik sampai film itu bisa disaksikan di teater. Namun
walaupun begitu, Nolan memberikan sedikit bocoran mengenai plot garis besar
TDKR yang diadaptasi dari 3 komik Batman; The Dark Knight Returns
(1986), Knightfall (1993), dan No Man’s Land (1999). The Dark Knight
Returns mengisahkan kembalinya Batman ke Gotham setelah sepuluh tahun
menghilang dan kejahatan semakin merajalela di Gotham. Bedanya dengan TDKR
adalah di TDKR Batman kembali ke Gotham setelah delapan tahun menghilang dan
Gotham digambarkan aman dan damai dibawah komando Komisioner Gordon. Absennya
Batman dikarenakan kematian orang terdekat; Harvey Dent dan Rachel Dawes di
TDKR sedangkan Robin (Jason Todd) di The Dark Knight Returns. Knightfall
mengisahkan hadirnya sosok teroris berbahaya, Bane, yang berniat menguasai
Gotham. Bane juga mengetahui sosok di balik topeng Batman sehingga dia menyerbu
Batcave. Bedanya dengan TDKR, Bane tidak menyerbu Batcave melainkan menyerbu ke
gudang peralatan dan gadget canggih Batman dan mencuri Batmobiles. Cover
ikonik Knightfall yang menggambarkan Bane mematahkan punggung Batman
juga tergambar dengan baik di TDKR dan adegan itu merupakan salah satu adegan
yang membuat saya tercengang. Sedangkan No Man’s Land menggambarkan
kondisi Gotham yang terisolasi dari dunia luar karena semua akses keluar-masuk
Gotham dihancurkan oleh Bane.
Film ini
dibuka dengan alur yang lambat namun pasti. Adegan upacara peringatan kematian
Harvey Dent sang Jaksa Wilayah sampai aksi Bane membelah pesawat yang sedang
mengudara membuat penonton, termasuk saya, terkesima. Mungkin bagi sebagian
penonton awam berpikir mengapa Batman yang ditunggu belum muncul-muncul juga.
Namun ketika adegan kejar-kejaran di terowongan dan ketika lampu-lampu mati,
kehadiran Batman dengan batpod untuk pertama kalinya sejak delapan tahun absen
menjadi kegembiraan tersendiri, khususnya bagi saya. Seolah-olah saya ingin
tepuk tangan sekeras-kerasnya.
TDKR
didukung pula oleh beberapa tokoh baru di antaranya Bane, Miranda Tate, Selina
Kyle/Catwoman, dan John Blake. Bane adalah teroris berbahaya yang mengancam
ketenangan kota Gotham. Tate adalah salah satu pengusaha dan eksekutif di Wayne
Enterprises yang akhirnya diberi kepercayaan oleh Bruce untuk menyelamatkan
perusahaannya dari kebangkrutan. Selina Kyle yang mempunyai alter ego Catwoman
adalah pencuri permata ulung yang memiliki masa lalu yang kelam dan ingin lepas
dari masa lalunya serta merupakan tandem Batman dalam memberantas Bane. Sedangkan
John Blake adalah seorang detektif polisi yang memiliki naluri kuat untuk
selalu menjunjung tinggi keadilan, sama seperti Batman. Awalnya saya sempat
menduga bahwa Blake akan menggantikan posisi Wayne sebagai Batman namun
ternyata Nolan memberikan ending yang mengejutkan untuk semua karakter
ini dan sungguh di luar dugaan saya pribadi. Menurut saya, karakter John
Blakelah yang paling menarik. Dia paling mungkin mempunyai debut solo film
namun saya agak pesimis jika Nolan bersedia untuk kembali ke Gotham dan membuat
cerita ini. Nama asli Blake yang sengaja disembunyikan menjadi tanda tanya
tersendiri. Apa sebenarnya rencana Nolan untuk Blake?
Ada
beberapa twist khas Nolan yang membuat saya begitu tidak inginnya
melakukan sesuatu yang akan saya sesali nanti, termasuk ke toilet dan menguap, walaupun
film ini sangat panjang (165 menit) untuk ukuran film superhero. Saya bahkan
belum ingin meninggalkan kursi saya setelah credit title muncul karena ending
film ini seolah-olah akan memunculkan harapan akan munculnya cerita baru
(untuk Blake) yang tentu saja bukan dalam bentuk post end credit karena
DC Comics tidak memiliki kebiasaan untuk menampilkan adegan di penghujung credit
seperti yang dilakukan Marvel. Mengenai twist ini, saya akan
menganalisasis dan berbagi opini saya karena twist ini sangat terbuka
untuk memunculkan opini baru.
Saya sangat
terkejut ketika mengetahui bahwa Miranda Tate adalah Talia Al Ghul, anak
perempuan Ra’s Al Ghul, supervillain di Batman Begins. Tate
terlihat sangat baik dan malah berniat membantu Wayne Enterprises yang hampir
bangkrut. Namun ketika Batman mengejar Bane dan meminta detonator bom nuklir yang
terletak di sebuah truk yang selalu dipindahkan ke satu tempat ke tempat
lainnya, detonator itu ternyata ada di tangan Tate. Detonator itu tak akan
dipercayakan Bane ke sembarang tangan dan betapa terkejutnya Batman ketika
mengetahui jati diri Tate yang asli.
Setiap ending
dalam film-film Nolan rasanya selalu dibuat menggantung (contoh paling
dekat adalah Inception (2010), begitu pun dengan ending TDKR. Di
saat tak ada satupun yang bisa menghentikan bom nuklir, Batman menawarkan diri
untuk membawa pergi bom tersebut sekaligus menyelamatkan Gotham dari
kehancuran. Dengan mengendarai The Bat yang tak mempunyai sistem pilot
otomatis, Batman terbang menjauhi Gotham. Di kejauhan, tepatnya di dekat laut
Gotham, bom nuklir itu pun meledak. Saya sangat terkejut akan akhir yang tak
terduga ini. Namun yang janggal di sini adalah akhir kisah ini sebelum credit
title muncul dimana Alfred sedang berada di sebuah café di suatu tempat,
sosok Bruce Wayne terlihat tak jauh darinya bersama sang istri (sepertinya
Selina Kyle nampak dari belakang) dan anak-anak. Wayne tersenyum dan mengangguk
pada Alfred.
Ada banyak
teori mengenai hal tersebut di atas dan saya percaya dengan opini yang
mengatakan bahwa Batman memang sudah berakhir namun tidak dengan Bruce Wayne. Bruce
yang dilihat Alfred di sebuah café itu adalah Bruce yang asli. Bruce dan Selina
menggunakan semacam chip untuk menghapus semua catatan apapun mengenai
diri mereka yang lama sebagai Bruce Wayne dan Selina Kyle dan memulai hidup
baru sebagai orang yang baru di tempat yang baru pula. Teori ini terdengar paling
masuk akal karena ada beberapa fakta yang mendukung. Pertama, tagline TDKR
adalah ‘The Legend Ends’ dan tentu saja yang dimaksud legend adalah
Batman bukan Bruce Wayne karena hanya segelintir orang, termasuk Bane, Blake,
Gordon, yang mengetahui identitas Batman. Kedua, sebagai pahlawan yang hanya
manusia biasa yang dikaruniai sesuatu yang istimewa, Bruce Wayne/Batman
digambarkan memiliki tingkat kecerdasan di atas rata-rata. Selain itu Batman
juga memiliki beberapa keahlian, salah satunya adalah escapology. Saya
berasumsi bahwa sebelum bom meledak, Batman sudah berhasil keluar dari The Bat.
Namun walaupun begitu tidak menutup kemungkinan bahwa Batman dan Bruce Wayne
tewas dan Bruce yang dilihat Alfred hanya khalayan belaka. Namun saya lebih
condong ke teori pertama karena menurut saya Alfred hanya pernah sekali bertemu
dengan Selina dan saat Alfred bertemu dengan Bruce di café, Selina nampak membelakanginya.
Tidak seperti bayangan dalam benak Alfred sebelumnya dimana Brucelah yang
membelakangi Alfred.
Film The
Dark Knight Rises adalah satu-satunya film bergenre superhero yang sukses
mengaduk-aduk perasaan dan emosi saya pribadi. Film ini berhasil menyentuh hati
saya sehingga saya menitikkan air mata. Saya termasuk orang yang tak pernah
menangis untuk sebuah film, apalagi film superhero, namun TDKR bagi saya lebih
dari sekedar film. TDKR adalah bagian dari hidup saya dan banyak movie
freaks di seluruh dunia. Film ini lebih dari sekedar trilogi Batman.
Review part ketiga bisa dibaca di sini.
Review part ketiga bisa dibaca di sini.
0 comments:
Post a Comment