Pages

Subscribe:

Saturday, May 12, 2012

The Avengers: Such an incredibly epic movie


Good warm-up for Summer Suprises

(Spoiler Alert!!)

Salah satu film yang paling ditunggu-tunggu semua orang terutama movie freaks, tak terkecuali saya, adalah The Avengers. Film dimana terdapat 6 superheroes berkumpul di dalam satu frame ini berhasil membius semua orang untuk rela mengantri di bioskop, atau merogoh kocek lebih dalam dan pergi ke teater IMAX pertama di Indonesia di Gandaria City, begitu film ini officially released worldwide, termasuk Indonesia tentu saja. Semua orang penasaran dengan film ini terutama dengan hasil kerja keras sang sineas, Joss Whedon, dalam ‘mempersatukan’ bintang-bintang besar di proyek besar ini, melobi bintang-bintang asli pemeran superhero ikonik ini untuk bergabung membentuk satu tim. Bukan hal yang mudah, tentu saja, untuk menyatukan mereka dan meredam ego masing-masing. Whedon berhasil melakukannya dengan sangat baik dan untuk hal ini saya beri Whedon applause. The Avengers tak hanya sukses di Amerika Utara namun juga di dunia sejak rilis perdana tanggal 4 Mei kemarin.

Film yang digawangi oleh bintang-bintang asli yang sebelumnya telah tampil solo dalam filmnya masing-masing: Robert Downey Jr. (Tony Stark/Iron Man), the gorgeous man alive Chris Evans (Steve Rogers/Captain America), Mark Ruffalo—menggantikan pemeran asli sekaligus sahabatnya, Edward Norton—(Dr. Bruce Banner/Hulk), Chris Hemworth (Thor), Scarlett Johansson (Natasha Romanoff/Black Widow), Jeremy Renner (Clint Barton/Hawkeye), Tom Hiddleston (Loki), dan tentu saja Samuel L. Jackson (Nick Fury) telah berhasil memuaskan hasrat pecinta komik, terutama pecinta superhero Marvel, untuk menyaksikan karakter favorit mereka direalisasikan dalam bentuk motion picture. Dan hasilnya tidak mengecewakan. Porsi tampil yang pas antara para superhero dan skrip yang menarik merupakan kunci utama mengapa saya sangat optimis bahwa film ini akan memuncaki tangga box office. Akan sangat aneh kalau yang terjadi malah sebaliknya. Film ini epic dan merupakan pembuka film-film musim panas yang penuh dengan ‘kejutan’ dan superhero macam The Dark Knight Rises dan The Amazing Spider-man.

Cerita diawali dengan Tessaract yang berhasil ditemukan ayah Tony Stark, Howard Stark, di akhir film Captain America: The First Avenger, bereaksi sangat tidak lazim di markas S.H.I.E.L.D. Tessaract berhasil ‘membawa’ Loki, saudara tiri Thor yang jahat, ke Bumi dan mengancam dunia dengan obsesi jahatnya: ingin menguasai bumi dan memperbudak umat manusia. Hal inilah yang menjadi permasalahan utama S.H.I.E.L.D. Nick Fury pergi dan mulai merekrut para superhero ini dengan perekrutan langsung dengan mendatangi mereka satu persatu  seperti ketika mendatangi Steve Rogers yang sedang latihan dengan sandsacks atau dengan mengutus orang lain seperti ketika dia mengutus Natasha Romanoff untuk merekrut Bruce Banner.

“Part what makes The Avengers interesting is that not all of the big action sequences about fighting an enemy, these guys are trying to find their way amongst each other and become a team.”
-- Chris Evans

Namun sayangnya, Clint Barton terkena ‘sihir’ Loki dan malah bekerja sama dengannya dan berbalik memerangi S.H.I.E.L.D dan kumpulan superheronya. Tapi dia berhasil ‘disadarkan’ kembali oleh Romanoff dengan membenturkan kepalanya dengan keras. Scene yang menarik di sini, menurut saya, ada tiga yaitu ketika Tony Stark dan Steve Rogers terlibat pertengkaran berkali-kali, ketika akhirnya The Avengers bersatu, dan ketika Tony Stark bisa membuat tensi film ini agak ‘turun’ ketika dia melemparkan jokes yang simpel tapi tetap lucu dan khasnya Stark.

Namun saya agak merasa seperti dèja vu adalah ketika Hawkeye yang masih dalam pengaruh ‘sihir’ Loki, meminta Loki untuk mengalihkan perhatian S.H.I.E.L.D. Adegan ini seperti adegan pengalihan perhatian di The Dark Knight (2008) namun bedanya adegan di The Avengers ini jelas sekali dan bisa langsung ditebak jika ini adalah pengalih perhatian semata—sepertinya film superhero banyak juga yang mudah ditebak because good always wins against bad. Tapi tetap saja we don’t wanna stand up until the movie does end!! Yang membuat saya penasaran adalah bagaiman S.H.I.E.L.D dan kumpulan superheronya mengatasi masalah ini tanpa Hulk yang menjadi masalah terbesar S.H.I.E.L.D. Hulk lah yang diincar Loki untuk mengacaukan segalanya karena Hulk is completely uncontrollable.

Sekarang saya mau mengomentari akting para pemeran The Avengers. Akting Samuel L. Jackson sebagai Nick Fury tak perlu diragukan lagi. Sudah banyak makan asam garam di Hollywood membuat Jackson menjadi one of Hollywood’s A-list actors. Masuknya Jackson menjadi salah satu pendukung film ini adalah pilihan yang tepat, saya tak bisa membayangkan orang lain memerankan Nick Fury. Namun, menurut saya, peran Nick Fury di S.H.I.E.L.D belum terlalu memberi dampak yang besar kepada The Avengers dalam arti kepemimpinan S.H.I.E.L.D hanya sekedar pemimpin. Dia kurang tereksplor di film ini tapi sebenarnya it didn’t bother me a lot as I still could enjoy it as much as I enjoyed the rest of the movie. Adegan yang paling saya sukai adalah ketika Agen Coulson, yang merupakan penggemar berat Captain America, dibunuh oleh Loki. Fury memberikan kartu bergambarkan Captain America yang tadinya hendak diberikan kepada Rogers untuk ditandatangani langsung olehnya namun sayangnya Rogers enggan menandatanganinya kepada Rogers. Fury memberi sedikit dorongan kepada pasukannya—terutama pemimpin The Avengers, Captain America—untuk bekerja sama. Dan The Avengers pun mulai rukun dan bisa bekerja sama. (Average performance: 9/10)
Akting Robert Downey Jr. perlu diacungi jempol di film The Avengers ini. Masih memerankan bilioner playboy nyentrik, Tony Stark, Downey Jr. Berhasil memerankannya dengan amat sangat baik. Dengan selera humor segar yang tak pernah lepas dari mulutnya, Downey Jr. berhasil membawa karakter Stark yang juga alter egonya, Iron Man, menjadi setingkat lebih baik daripada dua installment Iron Man sebelumnya. Sebelumnya saya tak pernah menyukai Iron Man tapi begitu melihat akting Downey Jr. di film ini saya jadi tergoda untuk menyewa DVD Iron Man 1 dan 2. Tapi yang jelas, armor suit Iron Man di sini jauh lebih canggih daripada sebelumnya. Adegan Iron Man favorit saya adalah ketika dia berhasil menajdi penyelemat New York dan dunia karena nuklir yang dikirim oleh anak buah Loki yang tadinya mengarah ke Stark Building berhasil dia bawa keluar bumi. (Average performance: 8.5/10)

Akting Chris Evans tak perlu diragukan lagi. Dialah bintang masa depan Hollywood. Saya berani mengatakan bahwa ketika Hollywood tidak ‘membutuhkan’ jasa Tom Cruise atau Brad Pitt dan kawan-kawan, mereka bisa ‘meminjam’ Cevans, panggilan akrab Evans. Selain memang mempunyai paras rupawan, akting Cevans tak bisa disebut kacangan. Ini dibuktikan dengan kepiawaiannya bermain di berbagai jenis peran, dari drama hingga aksi. Dia pun akan kembali memerankan Captain America di sekuel solo performance-nya yang rumornya akan dirilis tahun 2014 kelak. Saya lebih menyukai akting aktor yang tak bisa dipisahkan dengan peran superhero yang diadaptasi dari komik ini ketika dia memerankan Captain America yang serius daripada peran kekanak-kanakan Johnny Storm di installment Fantastic Four. Adegan paling menarik adalah ketika Steve Rogers berseru ke Tony Stark ketika mereka bertengkar di laboratorium Bruce Banner, “Put on the suit. Let’s go a couple rounds.” And one more thing, I prefer the suit in Captain America: The First Avenger for Steve Rogers cause it looks more elegant. (Average performance: 9/10)

Mark Ruffalo sebenarnya bukanlah aktor pilihan utama untuk memerankan Dr. Bruce Banner. Edward Norton, yang merupakan sahabat Ruffalo, lah yang didaulat menjadi pemeran yang alter egonya monster berwarna hijau yang sangat besar, Hulk. Namun proses negosiasi dengan Norton menemui jalan buntu sehingga peran ini pun jatuh ke tangan Ruffalo yang lebih dikenal sebagai Hollywood swing man ini. Menurut saya, akting Ruffalo dan kelebihannya menhidupkan karakter Banner dan Hulk (Ruffalo memerankan Hulk secara langsung tidak seperti di dua film sebelumnya yang diperankan oleh aktor lain) jauh lebih baik daripada Eric Bana atau Norton sekalipun. Dan saya menyukai adegan ketika Hulk menaati perintah Captain America saat mereka melawan pasukan Chitauri. Ternyata Hulk lebih dari sekedar monster hijau yang tak terkontrol. “Smash em all, Hulk!” Saya jadi penasaran apa yang bisa membuat moster hijau raksasa ini mau mendengarkan dan melaksanaan perintah Captain America. Maybe Captain America is the only person Hulk will listen to. He’s alson a captain, right? Adegan ketika Hulk menyelamatkan Iron Man pun terasa sangat heroik karena saat itu tak ada yang mampun menyelematkan Manusia Besi tersebut. (Average performance: 9.5/10)

Chris Hemworth masih memerankan dewa petir, Thor. Dengan mythical hammer, Thor seolah menjadi orang—bisakah kita menyebut dia orang?—yang tak terkalahkan di The Avengers (kecuali jika dia berhadapan dengan Hulk). Apalagi kenyataan ini didukung oleh fakta bahwa ternyata Hulk pun tak bisa mengangkat palu Thor. Hemsworth pun harus menjalani latihan dan diet sangat ketat untuk memperoleh tubuh Thor. Tapi menurut saya peran Thor di The Avengers kurang menonjol walaupun dia berkali-kali berhadapan langsung dengan Loki, saudara tirinya, karena mungkin dia merasa bertanggungjawab dan bersalah atas ‘tersesat’-nya Loki ke Bumi. Seperti ada yang kurang dalam diri Hemsworth, sepertinya pesonanya hilang di antara jajaran pemain extravagant ini. Adegan yang lucu adalah ketika Hulk berbagi frame dengan Thor dan mereka berdiri berdampingan setelah menghajar musuh. Thor ditinju menjauh oleh Hulk karena mungkin dia tak mau berbagi frame dengan siapapun. (Average performance: 8/10)

Scarlett Johansson memerankan Natasha Romanoff/ Black Widow. Saya awalnya meragukan kemampuan Johansson dan mengira dia didaulat menjadi pemeran agen rahasia Rusia ini hanya karena dia sangat sexy dan hanya menjadi pemanis di antara anggota-anggota lain maskulin. Johansson pun awalnya ragu akan kemampuan Black Widow di antara superhero ikonik macam Iron Man, Captain America dan Thor. Namun Whedon berhasil meyakinkannya dan akhirnya Johansson bergabung. Secara keseluruhan, akting Johansson sangat ciamik. Dia berhasil mengimbangi aktor yang lain, dia sangat luar biasa. Namun sayangnya masa lalu Natasha Romanoff aka Black Widow tidak dimunculkan, walaupun sekilas. Mungkin nanti akan ada spin-off Black Widow. (Average performance: 8.5/10)

Kemampuan Jeremy Renner sebagai aktor semakin hari semakin baik terbukti dengan perannya sebagai Clint Barton/Hawkeye yang mempesona setelah sebelumnya pernah bersanding dengan Tom Cruise di MI:4 dan bermain di film The Hurt Locker yang mengantarkannya menjadi salah satu nominasi Best Actor di Academy Awards. Saya menyukai akting Renner di sini, dia berhasil membawa kemisteriusan Agent Barton dan menonjolkan karisma Hawkeye dengan sangat baik. Bow and trick arrows milik Haweye pun tak kalah menarik perhatian saya. Senjata yang lebih mematikan daripada palu milik Thor atau Hi-tech Bracelet and Belt milik Black Widow ini mempunyai akurasi yang sangat tinggi apalagi jika Haweye yang menggunakannya karena akurasinya bisa mencapai 99%. (Average performance: 9/10)

Tom Hiddleston sebagai Loki aka dewa saudara tiri Thor yang berniat memperbudak umat manusia dan menguasai dunia dengan bantuan pasukan Chitauri. Akting Hiddleston baik di sini tapi dia kurang sangar dalam memerankan musuh bersama The Avengers ini. Saya berharap banyak pada penjahat ini, saya berharap dia bisa melebihi The Joker dalam The Dark Knight atau musuh Batman yang akan datang, Bane, yang rumornya akan tampil dengan sangat amat kejam dalam The Dark Knight Rises yang akan rilis bulan Juli ini. Sebenarnya tak ada yang salah dengan skripnya, tentang bagaimana Loki membuat keonaran, tapi menurut saya Loki tidaklah sekuat Thor. Dia memang memiliki kekuatan super di tongkatnya. Dia berniat mencuri Tessaract dan menukarnya dengan pasukan tangguh Chitauri. Dia pun berhasil memanipulasi Hawkeye, dengan tongkatnya. Tanpa mereka—terutama tongkat—Loki bukanlah siapa-siapa. Saya agak kecewa dengan hal ini sebenarnya, karena setiap kali Loki berhadapan satu lawan satu dengan anggota The Avengers macam Hawkeye, Iron Man, Hulk atau bahkan Thor, Loki pasti kalah. Tapi entah kenapa—I don’t read the comics ‘cause I don’t know how to find them karena mungkin alasan semua praduga saya ada di komik The Avengers—Loki tidak mengeluarkan kemampuan ‘memecah’ dirinya ketika berhadapan dengan pasukan pahlawan super ini. Ataukah kemampuannya ini hanya bisa dilakukan jika dia memegang tongkat ajaibnya? (Average performance: 8.5/10)

Pencapaian The Avengers yang fantastik, karena berhasil meraih lebih dari 200 juta dolar di minggu pertama pemutarannya dan berhasil mengalahkan The Dark Knight, Spiderman, atau bahkan film paling alay The Twilight Saga, berhasil menaikkan pamor Marvel Comics yang akan bersaing dengan film superhero DC Comics yang akan rilis dua bulan lagi, Batman dalam sekuel terakhir versi Nolan, The Dark Knight Rises. Memang kompetitor terberat The Avengers akan datang pada bulan Juli ini ketika The Amazing Spider-man (yang walaupun berasal dari Marvel tetapi diproduksi oleh studio yang berbeda) dan The Dark Knight Rises rilis. Ketiga film ini akan bersaing di tangga box office. Mari kita lihat siapakah yang unggul di antara mereka, siapakah superhero yang berhasil mengungguli superhero lainnya: akankah pahlawan malam Gotham, Batman, atau manusia dengan sarang laba-laba, Spider-man, atau pasukan superhero Marvel, The Avengers.

Sebenarnya ada dua post-end credit di film The Avengers ini dan sayangnya saya hanya melihat yang pertama, ketika (mungkin) pemimpin Chitauri (yang sekilah wajahnya mirip dengan Nick Fury) memberi pernyataan bahwa jangan pernah mencari keonaran dengan manusia. Dan yang kedua adalah ketika semua anggota The Avengers menikmati shawarma dengan bisu di sebuah restoran.

Bagi yang belum menonton The Avengers, saya sarankan segeralah menonton. Film ini benar-benar recommended worth-watching movie before Summer comes.

Avengers Assemble!!


Story: 8/10
Cast: 9/10
Ending: 8/10
Average: 8.5/10

0 comments:

Post a Comment